Selasa, 18 Desember 2012

tentang dieng


Dimulai dari jam 6 pagi kami mulai berangkat dari sekolah tercinta ke "DIENG PLATEAU AREA". Alhamdulilah sampai tempat tujuan kira-kira sekitar jam 10 malam, di sambut dengan tarian-tarian khas dieng, ditambah menikmati suhu di kampung Dieng yang bersuhu 10oC udah engga pingin merhatiin sambutannya, pengennya tidur terus selimutan biar anget -_- tapi mau engga mau nikmatin suasana dingin sampe nusuk tulang. saking dinginnya, makanan buat makan malam yang baru di keluarin oleh warga cepet banget dingin haha. setelah makan malam, kami di bagi beberapa kelompok untuk mendapatkan giliran rumah warga yang kami akan tempati,setelah mendapatkan rumah untuk kami menginap, setelah sedikit bercengkrama oleh pemilik rumah menanyakan tradisi-tradisi yang ada di Dieng, kami dipersihlahkan untuk istirahat, kami memilih untuk langsung tidur, engga mandi dikarenakan suhu disana SANGAT dingin -_- kami dibangunkan jam 4pagi untuk melihat matahari terbit dikawasan Dieng PLATEAU, saat mendaki gunung, makin keatas suhu makin dingin, tetapi perjuangan mendaki dibayar oleh pemandangan matahari terbit yang baru pertama kali kami saksikan langsung yang sangat indah. :)

                                                 


Sehabis turun dari gunung kami kembali ke rumah warga yang kami tempati, kami mandi sarapan lalu melakukan bakti sosial sekaligus untuk berpamitan dari sana. Tapi sebelum pulang kami mengunjungi telaga warna dan kawah yang juga ada di kawasan Dieng PLATEAU. Sebelum jalan ketempat tujuan, kami di pertunjkan asal muasal desa kecil Dieng yang menyimpan banyak keindahan yang belum semua orang di Indonesia tau.

            


Ada satu yang menarik saat mengunjungi Telaga warna, ada anak kecil yang di bilang memiliki rambut gembel, dari informasi dari warga setempat, katanya hanya beberapa anak di Dieng yang memiliki rambut gembel dan anak itu disebut sebagai "titipan ratu kidul", kalau anak itu sudah meminta satu apa yang dia mau itu harus dituruti jika tidak anak itu bisa marah besar. tapi setelah berumur 11 atau 12 anak itu bisa memliki rambut normal lagi dengan cara upacara setiap tahunnya.
kalau jadwal kita ditambah 1 hari di Dieng kami akan menyaksikan upacara itu, sayangnya jadwal yang sudah disusun sekolah tidak bisa diubah. 
Setelah mengujungi itu semua, kami kembali keperkampungan warga, untuk sarapan, dan rapih-rapih untuk berpamitan dengan warga. Sebenarnya kami betah berada di Daerah ini tetapi jadwal yang sudah ditentukan engga mungkin buat kita bermalam lagi, sebelum kami pulang, kami melakukan bakti sosial untuk warga sebagai ucapan terimakasih :)
Banyak cerita banyak pengalaman yang kami dapat di Daerah ini dalam waktu yang singkat :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar